Kagum dengan Inovasi Siswa SMA 9 Samarinda, Anggota DPRD Maswedi Nilai Kurikulum P5 Beri Angin Segar bagi Pendidikan

oleh -
oleh
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Maswedi saat menyaksikan langsung karya para siswa SMA 9 Samarinda/ist

PUBLIKKALTTIM.COM – DPRD Samarinda mengapresiasi inovasi para siswa SMA 9 Samarinda dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.

Apresiasi itu disampaikan anggota Komisi III DPRD Samarinda, Maswedi saat menghadiri undangan dari SMA Negeri 9 Samarinda dalam rangkaian acara Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), beberapa waktu yang lalu.

Dalam kegiatan itu, para siswa menampilkan berbagai produk kreatif seperti tas belanja dari tutup botol bekas, keranjang dari plastik daur ulang, hingga tempat pensil yang dibuat dari kertas sisa.

Seluruh hasil karya tersebut tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga nilai jual yang menjanjikan.

“Tutup botol yang dulunya dianggap sampah, kini jadi barang yang bisa dibanggakan. Ini luar biasa,” ujar Maswedi saat menyaksikan langsung karya para siswa SMA 9 Samarinda.

Melalui program P5, para siswa di sekolah menengah ini memamerkan berbagai karya kreatif.

Hal yang paling mengesankan, karya ini dibuat dari bahan-bahan daur ulang.

Maswedi menilai, sistem kurikulum P5 memberikan angin segar bagi dunia pendidikan.

Ia mendukung pendekatan pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga mengedepankan praktik langsung mampu mengubah paradigma belajar secara signifikan.

“Kalau dulu murid hanya duduk mendengarkan guru, sekarang mereka diberi ruang untuk berekspresi dan mencoba langsung. Ini sangat positif untuk membentuk karakter dan kemampuan mereka,” ucapnya.

BERITA LAINNYA :  Gagahi ABG 15 Tahun, Pria Paruh Baya di Samarinda Diancam 15 Tahun Penjara

Maswedi berharap, pendekatan pembelajaran semacam ini bisa terus dikembangkan dan mendapat dukungan dari semua pihak.

Ia juga mendorong adanya kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga peduli lingkungan dan memiliki semangat kewirausahaan sejak dini.

“Semoga makin banyak sekolah yang menerapkan pola seperti ini,” harapnya.

Lebih lanjut, Maswedi juga menyoroti pentingnya nilai edukasi lingkungan yang dibangun dari program ini.

Ia mengatakan, para siswa secara langsung belajar tentang pentingnya pengelolaan sampah, serta cara mengolahnya menjadi produk bernilai.

“Ini bukan sekadar kegiatan seni, tetapi juga edukasi lingkungan yang tinggi. Mereka belajar memilah, mengolah, dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Ini menunjukkan semangat gotong royong, kemandirian, serta kreativitas yang luar biasa,” pungkasnya. (adv)