Solusi Sementara Atasi Persoalan Anjal dan Pengemis, DPRD Samarinda Minta Satpol PP Tempatkan Personel di Lampu Merah 

oleh -
oleh
Ilustrasi anak jalanan/IST

PUBLIKKALTIM.COM – DPRD Samarinda beberkan hambatan utama dalam proses penertiban anak jalanan (anjal) dan pengemis yang marak di sejumlah persimpangan lampu merah.

Ketua Komisi I DPRD Samarinda, Samri Shaputra menyebut, keberadaan anjal dan pengemis  tidak hanya mengganggu ketertiban, tetapi juga menjadi tantangan serius bagi pemerintah kota dalam hal penanganan.

Ia mengungkapkan, bahwa pihaknya telah memanggil Satpol PP Samarinda untuk mencari solusi terkait hal itu.

Namun terdapat sejumlah kendala teknis yang dihadapi terkait upaya penertiban, diantaranya tidak adanya anggaran untuk kebutuhan makan dan operasional jika mereka harus ditahan sementara di kantor.

“Kendala utama yang disampaikan Satpol PP adalah tidak adanya tempat penampungan bagi anak jalanan dan pengemis yang ditertibkan. Selain itu, tidak ada anggaran untuk kebutuhan makan dan operasional jika mereka harus ditahan sementara di kantor,” ujarnya.

Ia menyebut, hal itulah yang menjadi penghambat utama dalam proses penertiban, meskipun Satpol PP telah rutin melakukan patroli harian.

“Masalahnya bukan hanya menangkap, tapi setelah ditangkap, mereka mau ditempatkan di mana dan siapa yang menanggung biaya selama mereka berada di sana” jelasnya.

BERITA LAINNYA :  Sang Anak Acungkan Jari Tengah Ke Satgas Covid-19, Anggota DPRD Samarinda Abdul Rofik Anggap Biasa Saja

Ia pun berharap pemerintah kota dapat segera menyiapkan solusi jangka panjang, termasuk fasilitas penampungan dan dukungan anggaran, agar permasalahan ini dapat ditangani secara menyeluruh dan manusiawi.

Sedangkan sebagai langkah sementara, polisi PKS ini meminta Satpol PP untuk menempatkan personel secara siaga di titik-titik lampu merah yang rawan menjadi tempat beroperasinya anak jalanan dan pengemis.

“Khususnya di kawasan yang dianggap menggiurkan karena mudah mendapatkan uang,” ucapnya.

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat untuk tidak memberikan uang kepada anjal dan pengemis di jalan.

Hal itu, ucapnya, sebagai bagian dari upaya untuk menghentikan aksi mereka.

“Bukan berarti kita tidak punya empati, tetapi ini bagian dari upaya menghentikan aksi mereka. Kalau tidak ada yang memberi, mereka akan lelah dan berhenti dengan sendirinya,” pungkasnya. (adv)