PUBLIKKALTIM.COM – DPRD Samarinda menyoroti langkah Pemerintah Kota (Pemkot) dalam merelokasi pedagang Pasar Subuh.
Belakangan beredar kabar bahwa lokasi bekas Pasar Subuh akan dibangun Pecinan atau Chinatown.
Anggota Komisi I DPRD Samarinda, Adnan Faridhan menyebut, relokasi yang dilakukan tanpa dasar hukum yang kuat dan tanpa dialog intens dengan para pedagang menimbulkan tanda tanya besar.
Ia juga merespon isu yang beredar terkait dengan rencana pembangunan kawasan Chinatown di lokasi Pasar Subuh.
“Jadi mungkin gara-gara itu, relokasi dipercepat. Ini menimbulkan dugaan bahwa ada kepentingan lain di balik tindakan represif ini,” ujarnya.
Adnan berharap Pemkot lebih mengedepankan pendekatan humanis dalam setiap kebijakan, terlebih yang menyangkut masyarakat kecil.
Ia juga mendorong agar DPRD dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, sebagai representasi suara rakyat.
“Jangan ada kesan superior, tangan besi. Libatkan kami. Kami siap turun menjelaskan ke masyarakat jika itu memang kebijakan yang benar. Tapi jangan main eksekusi tanpa dialog,” tegasnya.
Adnan juga menyoroti dampak sosial dan ekonomi dari relokasi terhadap pedagang.
Ia mencontohkan bagaimana pedagang Pasar Pagi mengalami penurunan omzet hingga 70-90 persen setelah direlokasi.
“Jangan sampai mereka dipindahkan tapi tidak punya penghasilan. Ada yang sampai jualan pentol baso karena dagangannya nggak laku. Kalau tidak ditangani dengan baik, bisa berujung pada tindakan kriminal karena terdesak kebutuhan hidup,” ucapnya.
Belakangan, Pemkot Samarinda menjelaskan bahwa relokasi pedagang Pasar Subuh ke Pasar Dayak tidak terkait dengan rencana pengembangan kawasan Chinatown di Jalan Yos Sudarso.
Hal itu disampaikan Asisten II Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Marnabas Patiroy.
“Ini keliru. Jangan dikait-kaitkan relokasi dengan pembangunan Chinatown. Rencana Chinatown baru muncul belakangan, sedangkan relokasi sudah direncanakan sejak 2014. Selain itu, pembangunan Chinatown masih dalam tahap kawasan, bukan proyek spesifik,” tegas Marnabas.
Ia menjelaskan, pengembangan Chinatown saat ini masih dalam fase perencanaan awal dan belum memiliki alokasi anggaran jelas.
Menurutnya, konsep yang diusung sebatas penataan pedestrian mirip kawasan Citra Niaga yang akan dilakukan bertahap.
“Tujuannya menciptakan kawasan perdagangan dan wisata terintegrasi di pusat kota. Relokasi ini bukan untuk proyek tertentu, melainkan penataan aktivitas ekonomi pagi yang lebih terpusat,” pungkasnya. (adv)