PUBLIKKALTIM.COM – Ketegangan antara Israel dan milisi Lebanon Hizbullah semakin memanas.
Teranyar, Israel menyebut sekitar 18 tentaranya mengalami luka-luka akibat serangan drone di area Dataran Tinggi Golan, dekat perbatasan Lebanon.
Israel menuduh kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon sebagai dalang dari serangan drone tersebut.
Diketahui, dataran Tinggi Golan merupakan wilayah Suriah yang diduduki oleh Israel.
Militer Israel dalam pernyataannya seperti dilansir Reuters dan Anadolu Agency, Senin (1/7/2024), menyebut bahwa serangan drone yang terjadi pada Minggu (30/6) waktu setempat itu dilancarkan oleh Hizbullah yang didukung Iran.
“Sedikitnya 18 tentara mengalami luka-luka akibat ledakan yang disebabkan drone Hizbullah yang diluncurkan dari wilayah Lebanon bagian selatan,” demikian yang dilaporkan Israel dikutip dari detikcom.
Ketegangan kedua negara itu membuat Amerika Serikat (AS), Eropa, serta negara-negara Arab memberikan peringatan.
Pasalnya, eskalasi kedua negara itu ditakutkan akan menjadi perang yang luas dan terbuka.
Untuk itu, AS dikuti dari Associated Press, meminta Hizbullah untuk berhenti melancarkan serangan ke wilayah Israel.
As menyebut bila perang benar-benar pecah, pihaknya akan memberikan bantuan militer pada Israel.
“Kami akan terus membantu Israel mempertahankan diri. Itu tidak akan berubah,” ucap juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby.
Kirby menyebut peperangan antara Israel dan Hizbullah tidak menjadi keinginan siapapun.
Menurutnya, AS akan selalu mencoba opsi diplomatik untuk meredakan ketegangan.
“Kami ingin tidak ada front kedua yang dibuka, dan kami ingin melihat apakah kami tidak dapat menyelesaikan ketegangan di luar sana melalui proses diplomatik,” tegasnya.
Prancis juga buka suara terkait konflik kedua negara itu.
Paris bersama negara-negara Eropa lainnya juga menjadi penengah dalam konflik Israel-Hizbullah ini, bersama dengan Qatar dan Mesir.
“Prancis tetap berkomitmen penuh untuk mencegah risiko eskalasi di Jalur Biru dan mendorong solusi diplomatik,” tulis pernyataan Wakil Juru Bicara Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis, mengutip Jalur Biru sebagai perbatasan Israel dan Lebanon. (*)