Di Tengah Isu Pemakzulan, Gibran Kunjungi Try Sutrisno Sekaligus Antar Undangan HUT RI

oleh -
oleh
Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menemui Wakil Presiden ke-6 RI, Jenderal (Purn.) Try Sutrisno, di kediamannya pada Rabu (13/8) siang/Foto: IG @gibran_rakabuming

PUBLIKKALTIM.COM – Rabu (13/8) siang, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menemui Wakil Presiden ke-6 RI, Jenderal (Purn.) Try Sutrisno di kediamannya.

Kunjungan tersebut dibagikan langsung oleh Gibran melalui akun Instagram resminya, @gibran\_rakabuming.

Dalam unggahan tersebut, Gibran menyebut kunjungannya sebagai bentuk silaturahmi sekaligus untuk mengantarkan undangan upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia yang akan digelar di Istana Negara.

“Saya berkesempatan mengunjungi kediaman Bapak Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia, Jenderal (Purn.) Try Sutrisno, untuk bersilaturahmi dan mengantarkan undangan peringatan HUT ke-80 RI,” tulis Gibran.

Putra sulung Presiden Joko Widodo itu juga menyampaikan bahwa ia disambut langsung oleh Try Sutrisno beserta istri dan anak.

Dalam pertemuan tersebut, Gibran mengaku banyak belajar dari pengalaman kepemimpinan Try, terutama dalam hal pentingnya pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan sebagai fondasi kemajuan bangsa.

Kunjungan ini mencuri perhatian publik karena berlangsung di tengah isu politik yang melibatkan nama Try Sutrisno.

Seperti diketahui, Try merupakan salah satu purnawirawan TNI yang menandatangani petisi dari Forum Purnawirawan Prajurit TNI.

BERITA LAINNYA :  Jokowi Tak Singgung Progres IKN dalam Pidato Kepresidenan HUT Kemerdekaan RI, Begini Respon Hadi Mulyadi 

Petisi tersebut berisi delapan tuntutan, salah satunya adalah usulan kepada MPR untuk mengganti Wapres Gibran Rakabuming Raka.

Petisi itu menyebut bahwa proses pemilihan Gibran sebagai cawapres dinilai melanggar hukum.

Selain Try, beberapa nama purnawirawan lain yang ikut menandatangani petisi antara lain Jenderal (Purn.) Fachrul Razi, Jenderal (Purn.) Tyasno Soedarto, Laksamana (Purn.) Slamet Soebijanto, dan Marsekal (Purn.) Hanafie Asnan.

Hingga saat ini, surat usulan pemakzulan tersebut belum direspons secara resmi oleh DPR maupun MPR.

Pertemuan Gibran dan Try pun memunculkan berbagai spekulasi, mulai dari upaya meredakan ketegangan politik hingga simbol komunikasi terbuka di antara pemimpin lintas generasi. (*)