APT Pranoto Ditutup, Reza Fachlevi: Perencanaan Tak Terlalu Matang

oleh -
oleh
Proses pengerjaan perbaikan di APT Pranoto Samarinda

PUBLIKKALTIM.COM, SAMARINDA – Penutupan bandara APT Pranoto Samarinda harus dilakukan usai ditemukan adanya retakan dan lendutan di area taxiway bandara tersebut.

Penutupan dilakukan sejak Minggu dan masih berlangsung hingga hari ini, Senin (7/10/2019).

Beberapa layanan penerbangan pun harus alami re-route atau terpaksa dicancel.

Penutupan sementara ini, sesuai dengan pengecekan di taxiway. “Kami lalu mengecek di lapangan, dari hasil pengecekan kondisi taxiway mengalami kerusakan berupa titik lendutan dan retakan, kami juga mengajukan NOTAM Aerodrome close D/T TWY U/S,” jelas Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) A.P.T. Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi.

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) A.P.T. Pranoto, Dodi Dharma Cahyadi, menyatakan langkah penutupan sementara diambil guna menjamin keselamatan dan keamanan penerbangan.

“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan para penumpang, terimbas kejadian ini. Tim teknis bandara sedang melakukan perbaikan terhadap kerusakan dan mengupayakan agar penerbangan dapat berjalan dengan normal kembali,”jelas Dodi.

Terkait hal ini, Akhmad Reza Fachlevi, anggota DPRD Kaltim periode 2019-2024 ikut sampaikan pendapat.

Ia sampaikan hal ini bisa terjadi karena adanya perencanaan yang tak terlalu matang.

“Bandara yang dipaksakan dan perencanaan yang belum matang karena gengsi daerah,” ucap Reza.

Mantan penghuni DPRD Samarinda periode 2014-2019 ini meminta kedepan pemerintah wajib meninjau ulang semua kegiatan fisik, memastikan infrastruktur yang dibangun tahan lama.

“Tinjau kembali. Bukan hanya bandara, semua kegiatan fisik. Jangan sampai kejadian seperti ini terulang lagi, daerah yang dirugikan. Masyarakat juga terkena dampak,” lanjut putra kelahiran pesisir Kutai Kartanegara ini.

BERITA LAINNYA :  Jelang Pilwali Samarinda 2020, Partai PDI Perjuangan Resmi Dukung Bapaslon Andi Harun-Rusmadi

Logo DPRD Kaltim

Sementara itu, Kadis Perhubungan Kaltim, Salman Lumoindong mengaku adanya beban yang berlebih di landasan yang tidak sesuai perencanaan awal.

“Kondisi saat ini volume pergerakan pesawat sudah melebihi kapasitas rencana awal, maka mempercepat proses kerusakan,” tutur Salman.

Dirinya pun menjabarkan adanya penyebab kerusakan berupa lendutan dan retakan itu.

“Kondisi exit taxiway saat ini pada beberapa lokasi mengalami lendutan dan keretakan kecil yang diakibatkan oleh beban pesawat dengan volume pergerakan yang sudah melampau ultimate dari perencanaan awal,” ucapnya.

Dilanjutkan lagi, lokasi/titik retakan itu tersebut menerima beban yang besar dari pesawat yang jalan dari/ke Apron. Pesawat dalam kondisi jalan pelan, sehingga gaya tekan dan gesekan lebih besar.

“Dengan kondisi saat ini volume pergerakan pesawat yang sudah melebihi kapasitas rencana, maka mempercepat kerusakan. Hujan yang mengguyur, memungkinkan air masuk pada retakan, shg memperlemah lapis perkerasan,” jelasnya. (*)