Presiden Jokowi Respon Kualitas Demokrasi Indonesia Turun di Eranya, Singgung Soal Kritikan

oleh -
oleh
Presiden Jokowi/IST

PUBLIKKALTIM.COM – Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyebut demokrasi Indonesia baik-baik saja.

Pasalnya, hampir tiap hari ia mendapat kritikan, bahkan makian.

Hal itu dibeberkan Jokowi merespon indeks demokrasi Indonesia yang turun selama dua periode memimpin Indonesia sejak 2014.

“Orang caci maki presiden juga kita dengar. Kalau ngritik hampir tiap detik ada,” ujar Jokowi, Jumat (19/7).

Diketahui, sejumlah lembaga internasional memotret penurunan kualitas demokrasi di Indonesia sejak kepemimpinan Jokowi.

Freedom House menyebut indeks demokrasi Indonesia turun dari 62 poin ke 53 poin pada 2019-2023.

Lembaga Reporters Without Borders (RSF) mengungkap penurunan kualitas kebebasan pers Indonesia.

Skor kebebasan pers Indonesia turun dari 63,23 poin pada 2019 ke 54,83 poin pada 2023.

Permasalahan ini sudah lama menjadi sorotan sejumlah tokoh di Indonesia.

Ekonom senior Faisal Basri misalnya menyebut demokrasi di Indonesia terjun bebas sejak Jokowi menjadi Presiden RI pada 2014.

BERITA LAINNYA :  Otorita IKN Jalin Kerja Sama dengan LKPP dan BSSN, Guna Perkuat Keamanan Siber dan Proses Pengadaan Barang dan Jasa

Faisal Basri berani menyebut hal itu karena merujuk pada data indeks demokrasi dari lembaga V-Dem.

Lembaga itu menyebut indeks demokrasi Indonesia berada di urutan ke-63 pada 2014, dan terus menurun hingga saat ini berada di peringkat ke-87.

Kendati demikian, Jokowi menyebut tak ada masalah dengan pelaksanaan demokrasi di Indonesia.

Sebab penyelenggaraan pemilu masih digelar secara langsung.

Selain itu, Jokowi juga melihat orang masih bebas mengungkapkan pendapat dan tidak ada pula larangan berserikat.

“Pemilu berjalan dengan demokratis, orang mau berserikat, berpendapat, ingin berorganisasi semuanya enggak ada yang dihambat,” pungkasnya.(*)