DPRD Samarinda Tolak Rencana Kenaikan Biaya Perjalanan Ibadah Haji

oleh -
Ilustrasi haji/detik.com

PUBLIKKALTIM.COM – Rencana kenaikan biaya perjalanan ibadah haji yang diusulkan Kementerian Agama (Kemenag) mendapat penolakan dari berbagai pihak, tak terkecuali Ketua Fraksi PKS DPRD Samarinda, Sani bin Husein.

Sani menilai kenaikan biaya haji itu tidak rasional.

Menurut Sani, kenaikan itu sangat memberatkan di tengah kondisi ekonomi sulit saat ini.

Terlebih, ia katakan latar belakang calon jemaah haji Kota Samarinda sebagian besar adalah karyawan dan pelaku ekonomi kecil.

Sani menilai rencana kenaikan biaya haji itu secara umum disebabkan karena adanya kesalahan dalam pengelolaan dana.

“Kan rumusnya jelas ada indirect cost yang didapatkan dari setoran awal itu kan Rp 25 juta, kalau umpama dia menabung 20 tahun atau 30 tahun berarti kan uang itu mengendap 30 tahun, harusnya kan sudah dapat keuntungan,” jelasnya.

“Tapi kan faktanya 70 persen keuntungan pengelolaan dana haji diambil pemerintah untuk menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dan SUKUK yang keuntungannya hanya 5 persen, sedangkan inflasi saja angkanya sudah di 5,4 persen, ya jadinya keuntungan yang harusnya untuk jamaah ya ludes,” terangnya.

BERITA LAINNYA :  Yakinkan publik walau positif covid-19, Andrea : Aku bisa melewati semua

Ia juga mengungkapkan bahwa sebenarnya tanda-tanda awal masalah itu sudah diperingatkan oleh KPK pada (5/1/2023) dalam acara monitoring dan audiensi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) di Gedung merah putih.

Politisi PKS ini berharap kedepan BPKH dan Kementerian Agama lebih berhati-hati mengelola dana Haji umat dan mau mendengar saran dari berbagai pihak.

Karena ia tidak ingin pada akhirnya BPKH menjadi perusahaan yang tidak punya modal sama sekali dan semua akhirnya ditanggungkan kepada jamaah.

Padahal, ia katakan badan tersebut adalah perusahaan investasi.

“Jadi pemerintah juga harus bertanggung jawab, karena banyak dana haji dipakai untuk subsidi APBN, Pemerintah jangan pelit sama rakyat sendiri. Menyuntik dana ke BUMN bangkrut puluhan Triliun saja bisa,” pungkasnya. (Adv)